aplikasi ilmu jarh wa ta’dil

Nama  : Juliana Sari

NIM    : 12531162

 

Contoh  Pembahasan Rawi Dari Satu Kitab Al-Jarh Wa Ta’dil

Dalam menentukan apakah riwayatnya diterima ( bersifat positif/al-‘adl) atau ditolak (bersifat negatif/al-jarh), kita dapat memepelajari beberapa kitab yang  memuat penjelasan tentang ditolak atau di terimanya suatu periwayatan tersebut. Beberapa kitab yang dapat digunakan  diantaranya Ma’rifat Rijal,Adh-Dhuafa,Adh-Dhuafa Wa Almatrukin,Al-Jarh Wa At-Ta’dil.Dan Tahdzib At-Tahdzib. Namun, dalam contoh pembahsan ini akan dijelaskan diterima atau ditolaknya perawi dari satu kitab yaitu kitab Tahzhib At-Tahdzib.[1]

 Tahdzib At-Tahdzib merupakan karya Syihab ad-Din Abi al-Fadl Ahmad ibn ‘Ali Ibn Hajar al-’Asqalani, lahir di Mesir 12 Sya’ban 773 H dan wafat tahun 852 H. Sejak kecil Ibn Hajar telah piatu dan diasuh oleh ayahnya yang juga merupakan ahli fiqih, bahasa dan qira’ah. Selain itu Ibn Hajar juga  mampu menghafal al-Qur’an dengan sempurna sejak umur 9 tahun. Tahdzib al-Tahdzib merupakan karya Ibn Hajar yang berupaya meringkas dan menyempurnakan kitab Tahdzib al-Kamal karya al-Mizzi yang oleh Ibn Hajar dianggap terlalu panjang dan bertele-tele. Adapun contoh pembahsan rawi dari kitab Tahdzib At-Tahdzib sebagai berikut:

A. Harun Bin Ibrahim

a.   Nama lengkapnya: Harun Bin Ibrahim Al-Ahwazi Abu Muhammad Al-Bashri.

b. Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadist. Guru-gurunya antara lain: Muhammad Bin sirrin, Qotadah, Farazdiq, Jarir. Murid-muridnya antara lain: Ibnu Mubarok, Waqi’, Hammad bin Mas’adah,  Zaid bin Hubab, Al-Waaqidi, Abu Naim,  Abu ‘Asim.

c.   Pernyataan para kritikus hadist tentang dirinya:

(1) Abu Mu’in   : Harun Bin Ibrahim tsiqoh

(2) Abu Hatim   : orang yang tidak cacat

(3) Ibnu Hibban : Terpercaya

 

B. Harun Bin Ishaq

            a. Nama lengkapnya: Harun bin Ishaq Bin Mohammad bin Malik Bin Zabid Hamdani Abu al-Qasim Al-Kufi Al-Hafiz.

            b. Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadist. Guru-grunya antara lain: Ayahnya, Hafs Bin Ghias, Ibnu ‘Uyainah, Al-Muharibi, Mu’tamir Bin  sulaiman, Abi Khalid Al-Ahmar, Abduh Bin Sulaiman, Ibnu Abi Fudaik, Qudamah Bin Muhammad Al-khosyarimi, Ibnu Fudhail, Waki’, Yahya Bin Muhammad Al-Jari, Abdu Rozaq. Murid-muridnya antara lain: Al-Bukahri, At-Tarmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah,  Musa Bin Harun, Abu Bakar Al-Astram, Abu Hatim, Abu Zur’ah, Ahmad Bin Harun Al-Bardiji, Ibnu Waroh, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Bajir, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Daud, Badri Bin Haitsam Al-Qodi, Ibnu Abi Hatim, Husain Bin Isma’il Al-Muhamali.

           

 

c. pernyataan para kritikus hadist tentang dirinya.

            (1) Abu Hatim : Harun Bin Ishaq saduq

            (2) Ali  Bin Husain Bin Junaid : Adapun Muhammad Bin Abdullah Ibnu Numair        menghormatinya

            (3) An-Nasa’i ; Tsiqoh

            (4) Ibnu Khuzaimah : seorang hamba pilihan Allah

            (5) Ibnu Hibban ; Terpercaya

            (6) Muthayyan : wafatnya tahun 258

            (7) An-Nasa’i   : Dia senang kepada Abu sa’id Al-Asyaj, yang sedikit bicara

C.Harun Bin Isma’il

            a. Nama lengkapnya: Harun bin Ismail Al-Khozaz Abu Hasan Al-Basri

            b. Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadist.  Guru-grunya antara lain: Ali Bin Mubarok, Hammam Bin Yahya, Qurroh Bin Khalid, Shu’uq Bin Hazni, Abdullah Bin Syamith Bin’Ajlani. Murid-muridnya antara lain: Abu Musa Muhammad Bin Mutsanni, Al-Fallas, Hajjaj Bin Sya’ir, Ishaq Bin Mansur Al-Kusij, Abdullah Bin Munir, Abu Daud Harrani, Abu Al-Azhar, Abdu Bin Hamid, Abu Ishaq Al-Jauzajani, Muhammad Bin Abdul Malik Ad-Daqiqi, Abbas Ad-Dauri.

c.   Pernyataan para kritikus hadist tentang dirinya:

(1) Abu Hatim : jujur, memiliki buku tentang Ali bin Mubarak, dia  adalah pedagang

(2) Abu Daud    : orang yang tidak cacat, cukup mendengarkan Hasan Bin Ali : Tsiqoh

(3) Ibnu Hibban : Terpercaya

(4) Ibnu Abi ‘Ashim : wafat pada tahun 206[2]

           

 

Dalam mengkaji atau menggunakan Tahdzib at-Tahdzib dirasa masih ditemui kesulitan, masih diperlukan kitab-kitab seperti Tarikh ar-Ruwah atau kitab Thabaqah yang urutannya berdasarkan kurun waktu, bukan abjad.

 

 

 

 

 


[1] Mushthalahul Hadits, Fatchur Rahman (Bandung : Al-Ma’arif, 1991), hlm. 279

[2] Tahdzib At-Tahdzib [pdf], Syihab al-Din Abu al-Fadl ahmad Ibn Ali Al-Asqalani (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,1994),hlm. 252

About julianasari78

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment